Google Sebut Facebook Sandera Data Pengguna
KOMPAS.com - Pendiri sekaligus CEO Google Larry Page, mengecam langkah Facebook yang tidak mengizinkan Google mencari data pengguna Facebook. Secara tak langsung Page mengatakan bahwa Facebook telah menyandera data pengguna.
Dalam sebuah acara bincang-bincang CBS This Morning yang dipandu oleh Charlie Rose, Senin (21/5/2012), Page menyayangkan langkah Facebook itu.
"Anda akan menyandera pengguna, dan tidak ada alasan untuk melakukan itu, karena tidak masuk akal. Kau tahu, mereka akan menyimpan data pengguna," ujar Page kepada Rose.
Facebook sendiri pernah mengklaim, mereka tidak memberi izin Google karena alasan privasi pengguna. Namun Page membantahnya, karena Facebook memberi izin Bing, mesin pencari buatan Microsoft, untuk mengakses data dari Facebook.
"Kami hanya akan berpartisipasi dengan orang yang memiliki hubungan timbal balik. Dan kita masih menunggu," tambah Page.
Kedua perusahaan kini sedang "perang dingin" untuk masalah pencarian dan sosial. Google menantang dengan membuat situs jejaring sosial Google+, sementara Facebook terus mengembangkan mesin pencari untuk menelusuri data penggunanya, dan bekerjasama dengan Microsoft, yang notabene memiliki 1,6% saham di Facebook.
Facebook sendiri pernah melakukan aksi yang menyerang Google dengan membuat sebuah add-on atau alat bantu bernama Don't be evil (jangan jahat, yang merupakan moto Google). Bersama Twitter dan MySpace, Facebook menyayangkan langkah Google yang menempatkan Google+ di baris depan pencarian.
Sejak Google memperbarui sistem pencarian yang dijuluki Search, plus Your World (SPYW) pada Januari 2012, ada fitur baru Personal Results yang memberi hasil pencarian lebih personal. Link yang ditampilkan di Personal Results didominasi akun-akun Google+.
Alat bantu Don't be evil akan memberi hasil pencarian yang lebih objektif terkait situs jejaring sosial yang ada di dunia.
Pada awal Januari 2012, Google juga berhenti mencari kicauan dan simbol @ (at) yang identik dengan Twitter. Google beralasan, pihak Twitter tidak memperpanjang kontrak kerjasama yang berakhir pada Juli 2012.